Bentuk atap rumah yang seperti yang kita tahu tidak cuma itu-itu saja, kalau kita lihat atap rumah punya banyak sekali jenisnya mulai dari atap limasan, atap pelana yang paling sederhana hingga macam-macam model atap yang dikombinasikan seperti atap joglo yang punya beberapa macam kemiringan.
Macam-Macam Atap Rumah Yang Populer di Indonesia
Pada kesempatan kali ini kami dari jasa pembuatan canopy membrane akan membahas tentang jenis-jenis atap apa saja yang biasa atau umum digunakan pada bangunan-bangunan rumah yang ada di Indonesia.
Atap Pelana
Atap pelana atau biasa disebut juga atap kampung. Atap rumah model atap pelana terbilang cukup populer di Indonesia karena cara pembuatannya dan juga biaya untuk pengerjaannya tidak terlalu mahal. Bentuk atap pelana bisa dikatakan sebagai atap dengan bentuk yang paling sederhana.
Anda tentunya sudah tahu kalau atap pelana biasanya hanya disusun oleh dua sisi yang saling bertemu di ujung. Ujungnya nanti kita sebut dengan bumbungan.
Keunggulan yang paling utama dari atap pelana itu adalah mudahnya untuk mencari atap yang bocor, dikarenakan atap pelana memiliki dua sisi yang tidak saling menutupi sehingga ketika terjadi kebocoran pada genteng maka akan lebih mudah untuk dilakukan pengecekan.
Selain itu atap dengan bentuk pelana memiliki kemiringan minimal 30 derajat, hal itu sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia mengingat curah hujan yang sangat tinggi di Indonesia.
Dengan kemiringan atap sekitar minimal 30 derajat itu, maka air hujan yang turun akan lebih mudah untuk dialirkan ke bawah.
Namun untuk kelemahannya atap pelana bisa dikatakan mungkin tidak sebegitu menarik jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk atap yang lainnya mengingat bentuknya yang sangat sederhana yang hanya berbentuk dua bidang yang saling bertemu di satu titik.
Tentunya jika ingin mendesain sebuah rumah dengan konsep yang lebih modern, atap dengan jenis agak kurang tepat jika dijadikan pilihan utama dalam desain bangunan tersebut.
Namun jika Anda tetap ingin menggunakan desain bentuk atap pelana pada rumah modern ataupun minimalis, hal tersebut bisa kita akali dengan penggunaan secondary skin maupun dinding yang kita tinggikan untuk menutupi bentuk dari atap pelana tersebut.
Sehingga bentuk atap pelana yang terkesan sederhana dan bisa dilihat kurang cocok dengan desain-desain rumah yang modern bisa ditutupi dengan adanya variasi-variasi tersebut.
Atap Limasan
Atap limasan atau bisa disebut dengan atap perisai merupakan bentuk atap rumah yang bisa dikatakan sebagai penyempurnaan dari bentuk atap pelana. Di mana bentuk atap perisai adalah bentuk atap dengan kombinasi dari bidang trapesium dan juga segitiga yang disusun menjadi satu bentuk seperti prisma.
Karena bentuk dari atap limasan adalah sebuah penyempurnaan dari atap pelana maka bentuk atapnya bisa dikatakan lebih modern dan cocok digunakan pada rumah-rumah dengan desain yang lebih beragam ketimbang rumah-rumah dengan atap pelana.
Kemudian kelebihan lainnya dari atap limasan adalah kemiringan yang dimiliki oleh atap limasan ini. Karena hampir mirip konfigurasinya dengan atap pelana yang memiliki sudut minimal 30° untuk kemiringannya. Maka turunnya air hujan akan sangat baik dengan menggunakan atap ini.
Namun kelemahan dari atap limasan adalah biaya. Karena bentuknya yang sedikit lebih kompleks dari atap pelana yang hanya dua bidang, atap limasan yang memiliki empat bidang miring tentunya mengeluarkan biaya yang lebih mahal ketimbang atap pelana.
Kemudian selain dari sisi biaya kekurangan yang paling mencolok dari atap limasan adalah atap memiliki empat sisi seperti yang kita sebutkan tadi sehingga arah aliran hujan tidak bisa difokuskan pada titik-titik tertentu karena akhirnya atap tersebut akan mengalirkan air jatuh keempat sisi bangunan.
Karena di lahan yang sempit itu kita tidak bisa mengalirkan air hujan ke sembarang arah, artinya kita tidak boleh mengalirkan air hujan ke tetangga.
Atap limasan sendiri memiliki empat sisi jadi kita terpaksa mengalirkan ke semua sisi bangunan. Untuk penanggulangan dari hal tersebut misalnya kalau Anda masih ingin menggunakan atap limasan kita bisa menggunakan talang sebagai alternatif untuk mengarahkan aliran dari air hujan.
Atap Dak
Atap dak bisa kita sebut dengan atap datar. Atap rumah yang terbuat dari atap dak biasanya menggunakan material beton sebagai material utamanya yang mana atap dak walaupun kita lihat itu dari jauh datar tapi sebenarnya atap dak tidak terlalu datar.
Biasanya pada atap dak kita kasih kemiringan satu hingga dua derajat, hal kita lakukan untuk mengalirkan air hujan agar tidak tertampung pada atap dak yang datar.
Kelebihan atap dak antara lain adalah atap dak yang memiliki permukaan yang datar cenderung lebih serbaguna, artinya rumah yang menggunakan atap dak pada bagian atapnya itu bisa kita fungsikan sebagai rooftop maupun ruang-ruang lain yang nantinya akan berada diatas bangunan.
Mungkin kita bisa buat atap dak itu sebagai ruang santai atau ruang untuk menjemur pakaian ataupun ruang yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tandon.
Selain dari keserbagunaannya atap dak juga sangat memudahkan kita ketika kita ingin membuat sebuah rumah yang bisa dikatakan sebagai rumah tumbuh. Artinya misal kita ingin membuat rumah dua lantai namun kita tidak memiliki budget yang cukup untuk membuat rumah dua lantai tersebut maka kita mulai dari lantai pertama lalu kita biarkan atapnya itu menjadi atap dak.
kemudian ketika budgetnya sudah ada baru kita tambah ke lantai kedua dengan menggunakan atap dak sebagai lantai dari bangunan tambahan tersebut.
Selain dari kelebihan yang tadi atap dak juga memiliki kelebihan seperti daya tahannya lebih kuat karena material dasarnya adalah beton, lalu tidak mudah terbakar balik lagi karena material dasarnya adalah beton serta mudah dibersihkan karena atap dak seperti lantai pada umumnya kalau ingin membersihkannya bisa kita sapu ataupun kita pel saja.
Kemudian kekurangan-kekurangan dari atap dak adalah dalam pengerjaannya atap bisa dikatakan cukup membuat limbah. Artinya pada saat pengerjaan tentunya dalam pengecoran beton kita membutuhkan bekisting yang mana sisa-sisa dari bekisting ketika dak sudah jadi tentunya akan terbuang.
Bekisting yang terbuang nantinya akan menjadi limbah sehingga bisa dikatakan atap dak kurang direkomendasikan untuk bangunan rumah yang ingin mengajukan sertifikat Green.
Kemudian atap dak juga rawan terhadap bocor, sebenarnya kebocoran pada atap dak lebih karena kesalahan ketika pengerjaannya. Artinya mungkin cor-corannya kurang bagus atau komposisi dari betonnya yang kurang baik.
Kemudian atap rumah dari dak ini memiliki juga kekurangan yaitu mudah diserang lumut karena bahan dasarnya adalah beton, lalu mudah menumpuk sampah apalagi jika misalnya atap dak disekelilingnya banyak pohon nanti daun-daun dari pohon itu bisa numpuk di atap dak itu. Tapi dengan catatan atap dak yang tertumpuk sampah itu adalah atap dak yang tidak dibersihkan. Jika Anda rajin membersihkan maka atap dak akan bisa selalu bersih.
Selain itu atap dak bisa dikatakan kurang cocok diterapkan di iklim Indonesia karena atap dak itu memiliki permukaan datar yang lebih banyak menyerap radiasi panas dari matahari.
Misalnya kalau kita menggunakan atap dak maka konsekuensi utamanya ruangan akan lebih cepat panas ketimbang atap-atap jenis lainnya.
Atap Sandar
Atap sandar bisa disebut juga atap lintu. Atap sandar adalah sebuah atap rumah yang mana model dari atap adalah sebuah bidang atap tunggal seperti atap pelana namun atap yang nantinya akan menempel pada dinding.
Adapun kelebihan dari atap sandar adalah menggunakan material yang lebih sedikit daripada atap-atap lainnya karena atap sandar kan hanya satu bidang. Jadi penggunaan material tidaklah terlalu banyak dibandingkan dengan bentuk-bentuk atap lainnya.
Kemudian kelebihan lain dari atap sandar juga dari segi kemiringannya. Karena atap sandar seperti atap pelana maupun limasan yang memiliki kemiringan minimal 30° maka air hujan akan lebih mudah untuk turun sehingga tidak tertampung di atap terlalu lama.
Kelebihan yang paling mencolok dari bentuk atap tentunya dari segi estetika karena bentuknya yang unik maka bangunan-bangunan modern seringkali menggunakan atap sandar sebagai bentuk atapnya.
Sedangkan kekurangan dari atap sandar adalah dengan hanya memiliki satu bidang yang miring maka otomatis jika bangunan memiliki bentang yang lebih lebar otomatis dengan kemiringan yang curam seperti 30 hingga 40 derajat kemungkinan nantinya plafon dari ruangan akan sangat rendah.
Apalagi jika kita ingin mengejar proporsi dari bangunan maka penggunaan atap sandar akan kurang direkomendasikan pada bangunan yang memiliki bentang yang cukup lebar.
Lalu kekurangan selanjutnya adalah atap yang bentuk atap sandar kurang cocok digunakan pada daerah yang sering diterpa oleh angin kencang. Karena tidak seperti atap limasan maupun pelana yang saling mengunci pada kedua sisinya atap sandar hanya bertumpu pada dinding sehingga tidak terlalu kuat terhadap gaya lateral atau gaya yang bergerak secara horizontal.
Atap Kupu-Kupu
Atap kupu-kupu seperti namanya yakni atap bentuk seperti huruf V yang mana atap bisa kita bilang sebagai kebalikan dari atap pelana. Dimana pada atap pelana dua bidang miring bertemu pada sisi yang lebih tinggi. Sedangkan pada atap kupu-kupu dua sisi atap yang miring tersebut bertemu pada sisi yang lebih rendah.
Atap kupu-kupu karena bentuknya yang unik seringkali digunakan pada bangunan-bangunan rumah modern serta rumah-rumah yang mengusung konsep tropis.
Kelebihan dari atap kupu-kupu antara lain adalah atap kupu-kupu memiliki bagian sisi luar yang lebih tinggi jika kita bandingkan dengan bentuk-bentuk atap lainnya. Karena bentuknya yang V tersebut jadi pada permukaan bagian luar jika kita ingin memberikan bukaan yang besar pada bangunan dengan bentuk atap kupu-kupu maka hal tersebut memungkinkan.
Adanya bukaan yang besar pada bangunan tersebut secara otomatis pencahayaan alami akan lebih maksimal pada rumah-rumah yang memiliki bentuk atap kupu-kupu.
Hal pula yang menjadi alasan utama mengapa pada rumah-rumah maupun bangunan yang mengusung konsep clean atau sustainable seringkali menggunakan atap kupu-kupu untuk mengurangi penggunaan lampu. Sehingga pada siang hari cahaya yang masuk bisa lebih dimaksimalkan.
Selain itu karena bentuk atap kupu-kupu yang V tadi maka arah air hujan akan lebih mudah dikontrol, Karena jatuhnya air hujan hanya akan terfokus pada satu titik. Sehingga kita akan lebih mudah dalam perletakan talang dan juga pipa penyaluran drainase air hujan.
Kemudian untuk kekurangannya atap kupu-kupu cenderung memiliki biaya yang lebih mahal daripada bentuk-bentuk atap rumah lainnya, karena bentuknya yang lebih kompleks dan dinamis. Sehingga struktur rangkanya akan jauh lebih sulit ketimbang atap-atap lainnya.
Selain itu kekurangan lainnya dari atap kupu-kupu adalah kesulitan untuk mengontrol panas. Jika tadi kita katakan rumah dengan atap kupu-kupu bisa memaksimalkan pencahayaan ruang maka dari itu pula ada kelemahannya. Karena jika pada siang hari panas matahari yang masuk ke dalam bangunan terlalu banyak maka nanti akan menyebabkan ruangan menjadi panas.
Untuk mengurangi efek buruk dari besarnya bukaan tersebut maka bisa digunakan secondary skin sebagai solusi dari masalah tersebut.
Atap Joglo
Tentunya kalau Anda mendengar kata Joglo tentu yang hal pertama yang Anda bayangkan atau terlintas dipikiran Anda adalah rumah tradisional dari Jawa.
Atap joglo memang sangat identik dengan atau atap tradisional rumah-rumah Jawa karena sebagian besar atau atap rumah adat Jawa menggunakan atap jenis ini.
Bentuk dari atap joglo memiliki dua kemiringan, yang mana bagian atas memiliki kemiringan lebih curam. Sedangkan yang bagian bawah memiliki kemiringan yang lebih landai.
Kelebihan dari atap joglo adalah atap joglo cenderung lebih mudah untuk mengalirkan air. Karena memiliki bagian yang memiliki kecuraman yang tinggi pada bagian tengahnya, lalu atap joglo juga bisa melindungi sisi-sisi bagian teras ataupun dinding karena memiliki bagian yang landai. Sehingga mengurangi efek tampias dari air hujan.
Sedangkan untuk kekurangan dari atap joglo antara lain biaya yang cukup mahal karena kompleksitasnya, karena memiliki dua kemiringan. Lalu kekurangan lainnya pada atap joglo terdapat lembah pada pertemuan sisi atap yang curam dan atap yang landai, sehingga rawan terjadi kebocoran. Maka diperlukan pencegahan untuk mengurangi risiko dari kebocoran tersebut.
Selain itu atap joglo karena sudah terlalu identik dengan rumah tradisional akan sangat sulit diterapkan pada rumah-rumah dengan gaya modern maupun minimalis.
Atap Miring
Atap miring atau disebut juga saltbox. Saltbox memiliki bentuk yang asimetris dengan satu sisi yang lebih panjang daripada sisi lainnya.
Rumah atau bangunan dengan bentuk atap saltbox muncul karena hadirnya sebuah kebutuhan ruang yang banyak dalam suatu hunian.
Kelebihan dari atap saltbox antara lain atap saltbox memiliki kemiringan yang curam sama seperti atap pelana maupun atap sandar. Sehingga kemiringan yang curam tersebut mengakibatkan air hujan lebih mudah untuk dialirkan ke talang maupun ke saluran drainase.
Kemudian bentuk atap saltbox muncul karena adanya isu tentang kebutuhan ruang yang semakin meningkat pada suatu hunian.
Atap saltbox karena memiliki sisi yang lebih tinggi maka bagian yang lebih tinggi tersebut nantinya akan bisa dimanfaatkan sebagai ruangan. Mungkin Anda kalau pernah lihat yakni seperti loteng.
Dengan penggunaan atap saltbox nantinya bisa menciptakan ruang alternatif seperti loteng tersebut.
Kemudian kelebihan yang lainnya adalah atap saltbox memiliki bentuk yang unik sehingga bagus jika kita lihat dari sisi eksterior.
Lalu kekurangan dari atap saltbox adalah karena sisi yang memiliki panjang yang berbeda maka modul-modul rangka atapnya nanti juga akan berbeda. Sehingga kita tidak bisa menyamakan struktur atap yang pendek dan juga atap yang panjang.
Sehingga dalam pemesanan misalnya kalau kita menggunakan modul atap nanti akan menambah dari segi pembiayaan bangunan.
Kemudian kekurangan yang lain meskipun tadi kita sebutkan ada kelebihan bisa memberikan ruangan pada bagian bawah atap pemanfaatan ruang di bagian bawah atap nantinya juga tidak akan terlalu efisien.
Karena kemungkinan besar ruangan tersebut nantinya akan memiliki plafonnya miring, sehingga nanti akan ada bagian ruangan yang lebih rendah daripada bagian yang lainnya sehingga akan lebih sulit dalam hal penataan interior.
Seperti itulah penjelasan singkat tentang berbagai macam bentuk atap rumah yang umum digunakan pada hunian yang ada di Indonesia.